Sedengkeng Pass, Tempat View Gunung Sindoro Dari Ketinggian 1823 Meter
Sebagai salah satu kota yang memiliki dua buah gunung tak heran jika Temanggung menyimpan banyak sekali keindahan alam yang ditawarkanya. Yang akhir-akhir ini sedang naik daun adalah objek wisata lembah Sindoro Posong yang terletak di lereng gunung Sindoro. Tak dapat dipungkiri bahwa objek wisata berupa view pegunungan menjadi daya tarik dan minat para wisatawan untuk berkunjung kemari. Jika lereng Sindoro punya objek wisata Posong lain halnya dengan lereng Sumbing yang punya objek wisata Sedengkeng Pass. Nah, penasaran seperti apa sih Sedengkeng pass ini, yuk mari kita simak pembahasanya bersama-sama.
Sedengkeng Pass merupakan objek wisata yang berada di lereng gunung Sumbing. Kalau melihat referensinya sih oke banget pemandanganya, bagaimana tidak karena disini kita bisa langsung melihat pemandangan gunung Sindoro yang persis berada didepanya. Masya Allah...
Sedengkeng Pass berada di dusun Petarangan, kecamatan Kledung. Jika kalian hendak ke Posong dari alun-alun Temanggung maka nanti kalian akan melihat papan spanduknya dikiri jalan di Jl. Raya Parakan - Wonosobo. Nah kalau kamu mau kesini ya ancer-ancernya Posong aja ya sob, dari arah Temanggung kota sebelum Posong, sedangkan dari Wonosobo sesudah Posong. Simpel kan? Jika sudah ketemu papan spanduknya silahkan saja masuk kedalam gang dengan medan jalan yang berbatu.
Awal mula perjalanan, bebatuan yang tersusun rapi ini akan menjadi tantangan yang pertama yang wajib kita hadapi. Dari sini pula kita dapat melihat gunung Sumbing dengan gagahnya (jika sedang cerah). Setelah beberapa meter melewati jalan berbatu kita akan menjumpai pos pembelian tiket masuk. Untuk biayanya per orang dikenakan tarif Rp.6.000 (update : Mei 2017).
Oke lanjut. Kalau kamu berfikir jarak Sedengkeng Pass dengan pintu masuk tadi dekat maka buanglah fikiran itu, kenapa? karena jaraknya lumayan banget hloh sob. Mungkin sekitar 2 - 3 Km. Ya itu kalau medan jalanya landai sih nggak bakalan lama, tapi kalau di Sedengkeng Pass ini medan jalanya berbatu dan menanjak. Kayaknya nggak mungkin deh kalau bisa sampai dengan cepat. Hahaha..
Dari tiket masuk kita akan melewati jalan berbatu beberapa saat. Barulah kemudian akan berubah menjadi jalan aspal yang landai. Tapi jangan terlena, ini cuma sesa'at. Nah sorry banget ya sob saya nggak bisa ngasih kamu petunjuk jalan soalnya pas lewat kampung ini jalanya muter-muter, ya kalau nggak mau kesasar silahkan tanya pada warga sekitar saja. Hehehe..
Selain pemandangan gunung Sindoro di sebelah kanan, di depan persis kita akan melihat pemandangan gunung Sumbing. Dan bonus grid-grid area lahan pertanian akan mewarnai perjalanan kita. Masya Allah..
Semakin naik naik ke puncak gunung jalanan semakin berat. Sepeda motor yang saya pakai sudah terasa ngos-ngosan dan berat untuk menanjak. Bahkan sampai sejauh ini saya belum melihat tanda-tanda terlihatnya bangunan-bangunan bambu Sedengkeng Pass. Kayaknya perlu berjuang dan lebih sabar lagi menghadapi tantangan. Yang cukup membuat saya ngeri adalah ketika melewati jalan setapak yang kanan kirinya jurang #TanpaPembatas. Jalan ini nggak besar-besar amat hanya cukup untuk 2 sepeda motor. Medan yang menanjak dan berbatu + kanan kiri jurang membuat mata ini enggan berpaling dari jalan. Tetap fokus dan fokus. Jangan lupa di sepanjang jalan berdo'a/ berdzikir ya sob, supaya tidak terjadi apa-apa. Amiinn...
Catatan : Sebelum kemari cek keadaan mesin kendaraan kamu, pastikan dalam kondisi prima dan siap tempur. Cek fungsi rem dan pastikan berfungsi dengan baik. Jika perlu bawa perlatan mekanik untuk berjaga-jaga.
Entah berapa menit yang saya habiskan untuk melewati medan yang terjal ini. Yang saya tau jaraknya jauh banget dari perkampungan. Dan tibalah saya dijalan tanah liat merah, jadi jalanan berbatu yang dari tadi saya lewati ceritanya sudah clear ya sob. Disini saya putuskan untuk mengistirahatkan kendaraan di sebelah kendaraan para petani setempat. Kenapa nggak diteruskan lagi pake' sepeda motor? alasanya sudah ngos-ngosan dan hampir nggak kuat. Khawatir terjadi apa-apa maka saya putuskan untuk stop disini meskipun ini bukan lokasi parkirnya.
Perjalanan saya lanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan setapak ladang pertanian. Sesekali saya melempar senyuman dan sapa dengan mereka atau sebaliknya, kearifan lokal dan keramahan warga sekitar membuat perjalanan ini semakin berwarna. Saya pun semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.
Sekitar 100 meter saya tiba di gubug lagi. Setelah saya amati dengan detail ini ternyata adalah pos pintu masuk Sedengkeng Pass, anehnya tak ada seorang pun yang ada disini. Entah karena saya yang datang terlalu pagi atau saya datang bukan pas di hari libur saya juga tidak tau. Oke akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke atas. Di awal perjalanan medanya landai dan nggak berat-berat amat, anak tangganya dibuat dari ban-ban yang tersusun rapi sehingga terlihat klasih, sederhana, dan kreatif.
Makin ke atas trekingnya makin nanjak, sudah tak terlihat seperti anak tangga lagi. Hanya tanah liat saja. Pepohonan yang lebat dan rimbun yang menyelimuti membuat perjalanan menjadi terasa sejuk dan segar. Sesekali saya berhenti beberapa detik untuk mencharge energi tubuh. Maklum saja karena energinya sudah terkuras tadi di perjalanan. Hehehe..
Alhamdulillah.. Setelah berjibaku dengan medan jalan yang extreme + berjibaku dengan treking yang cukup menguras tenaga akhirnya tiba juga di Sedengkeng Pass. Indahnya Masya Allah.. Nampak dari sini gunung Sindoro terlihat begitu jelas. Diantara rimbunya lereng Sindoro nampak terlihat juga dari sini objek wisata Posong. Luar biasa indah, sungguh tiada yang bisa terucap kecuali rasa syukur padaMu Ya Allah.. Alhamdulillah ketika saya disini pemandanganya terlihat begitu jelas, meski kabut sesekali lewat namun keadaan kembali normal. Cerah dan terang benderang.
Di Sedengkeng Pass ini ada beberapa bangunan dari bambu yang diatas dan yang dibawah, cuma ketika saya kesini saya hanya mengunjungi yang bawah saja. Bangunan bambu ini langsung berhadapan dengan gunung Sindoro yang berketinggian 3.136 mdpl. Yang perlu menjadi catatan adalah kapasitas bangunan bambu ini maksimal hanya 2 orang. Jadi kalau kamu mau naik kesini musti gantian ya sobat demi keamanan dan kenyamanan kita bersama.
Selain bangunan bambu yang menghadap langsung ke gunung Sindoro di Sedengkeng Pass ini ada satu ikon utama. Apalagi kalau bukan ayunan yang ada di bawahnya. Ayunan ini ada 3 tempat duduk dan dibuat klasik dari belahan batang pohon. Nah kalau temen-temen mau main ayunan ini jangan kenceng-kenceng ya soalnya didepanya terdapat cekungan yang cukup curam. Main ala kadarnya saja.
Disini juga sudah disedikan beberapa tempat sampah jadi buat kalian yang habis makan atau minum tolong sampahnya dibuang di tempat yang sudah disediakan ya, masak jauh-jauh keatas cuma mau ngotorin gunung, malu kan? Hahaha..
Ohh iya karena pagi ini cuaca cukup cerah saya juga melihat gunung Slamet diufuk jauh sana di belakang gunung Sindoro. Masya Allah.. Gunung yang memiliki ketinggian 3.428 mdpl dan dinobatkan sebagai gunung tertinggi se Jawa Tengah ini juga tidak mau ketinggalan menampakan bentuk keindahanya.
Adem rasanya berada disini, apalagi view pemandanganya bikin siapa saja yang berkunjung betah berlama lama disini. Satu hal yang bikin saya kaget ketika saya tadi sampai disini. Yaitu disini nggak ada orang sama sekali, mungkin efek kepagian jadinya sepi. Hehehe.. But wait! hikmah dari efek datang kepagian Alhamdulillah saya dapat melihat keindahan gunung Sumbing, Sindoro, dan Slamet secara live.
Selain view gunung di lain sisi ada ngarai gunung Sumbing yang cukup dalam. Apa itu ngarai? Ngarai adalah sebuah lembah yang bersisi/ berdinding terjal yang terbentuk akibat erosi aliran air sungai. Simpelnya ngarai adalah lembah yang dalam. Boleh kok lihat cuma jangan minggir-minggir ya soalnya nggak ada pembatasnya.
Ketika tenaga sudah pulih dan rasa lelah seolah hilang saya memutuskan untuk turun. Perjalanan turun gunung ini juga tak kalah menegangkan, soalnya medanya lebih licin ketimbang tadi pas naik.
"Sampun mas, kok cepet banget?" tanya seorang petani ketika saya sudah sampai di ladang perkebunan.
"Iya pak, cuma motret tok kok." jawabku.
"Hla kok sendirian, dari mana?" tanya ia lagi.
"Dari Kendal pak." jawabku sambil senyum.
"Ohh Kendal, jauh sekali. Kendal mana? Kaliwungu?" tanya ia lagi.
"Iya pak Kaliwungu. Hehehe.." jawabku.
"Hla motornya kok nggak dibawa keatas, ditaruh mana?"
"Itu pak dibawah, soalnya nggak kuat kok pak. Hehehe.." jawabku cengengesan.
"Ya udah pak mari.." imbuhku menyelesaikan obrolan.
"Ohh iya-iya.. hati-hati." jawab bapak tadi.
Setelah mendapati kendaraan, saya berkemas dan langsung pulang. Sudah saya tebak, ini pulange kok malah luih serem ya.. Hahaha.. Beneran sob, ini kalau bane selip gitu langsung deg-deg serr rasanya. Nggak berani masukin gear 2, udah 1 dan 1 terus. Kadang pas ada petani yang nyalip gitu saya heran itu kok mereka pede banget ya naik motor medan kayak gini kenceng-kenceng. Ya mungkin karena sudah makanan sehari-hari kali ya jadi udah terbiasa..
Saran nih buat kalian yang mau ke Sedengkeng Pass. Selain kendaraan harus prima dan rem berfungsi dalam kondisi baik perhatikan juga faktor cuaca. Kalau mendung atau berkabut mending cancel aja. Kenapa? karena pas cerah aja medanya extreme banget apalagi kalau tertutup kabut, nggak kebayang kan? Terus hindari kesini sore-sore karena nanti kalau pulangnya kemalaman juga malah bikin repot. Saran sih kesini pagi - siang pas cerah. Habis hujan juga mending jangan, soalnya licin. Bawa jaket juga atau pakaian hangat untuk mencegah kedinginan pas diatas.
Sedengkeng Pass merupakan objek wisata yang berada di lereng gunung Sumbing. Kalau melihat referensinya sih oke banget pemandanganya, bagaimana tidak karena disini kita bisa langsung melihat pemandangan gunung Sindoro yang persis berada didepanya. Masya Allah...
Sedengkeng Pass berada di dusun Petarangan, kecamatan Kledung. Jika kalian hendak ke Posong dari alun-alun Temanggung maka nanti kalian akan melihat papan spanduknya dikiri jalan di Jl. Raya Parakan - Wonosobo. Nah kalau kamu mau kesini ya ancer-ancernya Posong aja ya sob, dari arah Temanggung kota sebelum Posong, sedangkan dari Wonosobo sesudah Posong. Simpel kan? Jika sudah ketemu papan spanduknya silahkan saja masuk kedalam gang dengan medan jalan yang berbatu.
Awal mula perjalanan, bebatuan yang tersusun rapi ini akan menjadi tantangan yang pertama yang wajib kita hadapi. Dari sini pula kita dapat melihat gunung Sumbing dengan gagahnya (jika sedang cerah). Setelah beberapa meter melewati jalan berbatu kita akan menjumpai pos pembelian tiket masuk. Untuk biayanya per orang dikenakan tarif Rp.6.000 (update : Mei 2017).
Oke lanjut. Kalau kamu berfikir jarak Sedengkeng Pass dengan pintu masuk tadi dekat maka buanglah fikiran itu, kenapa? karena jaraknya lumayan banget hloh sob. Mungkin sekitar 2 - 3 Km. Ya itu kalau medan jalanya landai sih nggak bakalan lama, tapi kalau di Sedengkeng Pass ini medan jalanya berbatu dan menanjak. Kayaknya nggak mungkin deh kalau bisa sampai dengan cepat. Hahaha..
Dari tiket masuk kita akan melewati jalan berbatu beberapa saat. Barulah kemudian akan berubah menjadi jalan aspal yang landai. Tapi jangan terlena, ini cuma sesa'at. Nah sorry banget ya sob saya nggak bisa ngasih kamu petunjuk jalan soalnya pas lewat kampung ini jalanya muter-muter, ya kalau nggak mau kesasar silahkan tanya pada warga sekitar saja. Hehehe..
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
[QS Fatir : 27]Jadi saya anggap kalian sudah melewati daerah perkampungan. Kini saatnya kita melanjutkan perjalanan dengan medan yang cukup Extreme. Yakni menanjak + berbatu. Ohh iya untuk aksesnya cuma bisa pakai sepeda motor ya sob. Terjalnya medan nggak begitu terasa ketika kita menengok ke arah Kanan. Disana kita akan melihat pemandangan gunung Sindoro yang indah. Tapi jangan sampai pemandangan yang indah ini membuatmu tidak fokus ke jalan ya sob. Tetap fokus, fokus, dan fokus.
Selain pemandangan gunung Sindoro di sebelah kanan, di depan persis kita akan melihat pemandangan gunung Sumbing. Dan bonus grid-grid area lahan pertanian akan mewarnai perjalanan kita. Masya Allah..
Semakin naik naik ke puncak gunung jalanan semakin berat. Sepeda motor yang saya pakai sudah terasa ngos-ngosan dan berat untuk menanjak. Bahkan sampai sejauh ini saya belum melihat tanda-tanda terlihatnya bangunan-bangunan bambu Sedengkeng Pass. Kayaknya perlu berjuang dan lebih sabar lagi menghadapi tantangan. Yang cukup membuat saya ngeri adalah ketika melewati jalan setapak yang kanan kirinya jurang #TanpaPembatas. Jalan ini nggak besar-besar amat hanya cukup untuk 2 sepeda motor. Medan yang menanjak dan berbatu + kanan kiri jurang membuat mata ini enggan berpaling dari jalan. Tetap fokus dan fokus. Jangan lupa di sepanjang jalan berdo'a/ berdzikir ya sob, supaya tidak terjadi apa-apa. Amiinn...
Catatan : Sebelum kemari cek keadaan mesin kendaraan kamu, pastikan dalam kondisi prima dan siap tempur. Cek fungsi rem dan pastikan berfungsi dengan baik. Jika perlu bawa perlatan mekanik untuk berjaga-jaga.
Entah berapa menit yang saya habiskan untuk melewati medan yang terjal ini. Yang saya tau jaraknya jauh banget dari perkampungan. Dan tibalah saya dijalan tanah liat merah, jadi jalanan berbatu yang dari tadi saya lewati ceritanya sudah clear ya sob. Disini saya putuskan untuk mengistirahatkan kendaraan di sebelah kendaraan para petani setempat. Kenapa nggak diteruskan lagi pake' sepeda motor? alasanya sudah ngos-ngosan dan hampir nggak kuat. Khawatir terjadi apa-apa maka saya putuskan untuk stop disini meskipun ini bukan lokasi parkirnya.
Perjalanan saya lanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan setapak ladang pertanian. Sesekali saya melempar senyuman dan sapa dengan mereka atau sebaliknya, kearifan lokal dan keramahan warga sekitar membuat perjalanan ini semakin berwarna. Saya pun semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.
Sekitar 100 meter saya tiba di gubug lagi. Setelah saya amati dengan detail ini ternyata adalah pos pintu masuk Sedengkeng Pass, anehnya tak ada seorang pun yang ada disini. Entah karena saya yang datang terlalu pagi atau saya datang bukan pas di hari libur saya juga tidak tau. Oke akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke atas. Di awal perjalanan medanya landai dan nggak berat-berat amat, anak tangganya dibuat dari ban-ban yang tersusun rapi sehingga terlihat klasih, sederhana, dan kreatif.
Makin ke atas trekingnya makin nanjak, sudah tak terlihat seperti anak tangga lagi. Hanya tanah liat saja. Pepohonan yang lebat dan rimbun yang menyelimuti membuat perjalanan menjadi terasa sejuk dan segar. Sesekali saya berhenti beberapa detik untuk mencharge energi tubuh. Maklum saja karena energinya sudah terkuras tadi di perjalanan. Hehehe..
Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai (oleh) Allah Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat “Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil’Adzim”. (HR Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072).
Alhamdulillah.. Setelah berjibaku dengan medan jalan yang extreme + berjibaku dengan treking yang cukup menguras tenaga akhirnya tiba juga di Sedengkeng Pass. Indahnya Masya Allah.. Nampak dari sini gunung Sindoro terlihat begitu jelas. Diantara rimbunya lereng Sindoro nampak terlihat juga dari sini objek wisata Posong. Luar biasa indah, sungguh tiada yang bisa terucap kecuali rasa syukur padaMu Ya Allah.. Alhamdulillah ketika saya disini pemandanganya terlihat begitu jelas, meski kabut sesekali lewat namun keadaan kembali normal. Cerah dan terang benderang.
Di Sedengkeng Pass ini ada beberapa bangunan dari bambu yang diatas dan yang dibawah, cuma ketika saya kesini saya hanya mengunjungi yang bawah saja. Bangunan bambu ini langsung berhadapan dengan gunung Sindoro yang berketinggian 3.136 mdpl. Yang perlu menjadi catatan adalah kapasitas bangunan bambu ini maksimal hanya 2 orang. Jadi kalau kamu mau naik kesini musti gantian ya sobat demi keamanan dan kenyamanan kita bersama.
Selain bangunan bambu yang menghadap langsung ke gunung Sindoro di Sedengkeng Pass ini ada satu ikon utama. Apalagi kalau bukan ayunan yang ada di bawahnya. Ayunan ini ada 3 tempat duduk dan dibuat klasik dari belahan batang pohon. Nah kalau temen-temen mau main ayunan ini jangan kenceng-kenceng ya soalnya didepanya terdapat cekungan yang cukup curam. Main ala kadarnya saja.
Disini juga sudah disedikan beberapa tempat sampah jadi buat kalian yang habis makan atau minum tolong sampahnya dibuang di tempat yang sudah disediakan ya, masak jauh-jauh keatas cuma mau ngotorin gunung, malu kan? Hahaha..
Ohh iya karena pagi ini cuaca cukup cerah saya juga melihat gunung Slamet diufuk jauh sana di belakang gunung Sindoro. Masya Allah.. Gunung yang memiliki ketinggian 3.428 mdpl dan dinobatkan sebagai gunung tertinggi se Jawa Tengah ini juga tidak mau ketinggalan menampakan bentuk keindahanya.
Adem rasanya berada disini, apalagi view pemandanganya bikin siapa saja yang berkunjung betah berlama lama disini. Satu hal yang bikin saya kaget ketika saya tadi sampai disini. Yaitu disini nggak ada orang sama sekali, mungkin efek kepagian jadinya sepi. Hehehe.. But wait! hikmah dari efek datang kepagian Alhamdulillah saya dapat melihat keindahan gunung Sumbing, Sindoro, dan Slamet secara live.
Selain view gunung di lain sisi ada ngarai gunung Sumbing yang cukup dalam. Apa itu ngarai? Ngarai adalah sebuah lembah yang bersisi/ berdinding terjal yang terbentuk akibat erosi aliran air sungai. Simpelnya ngarai adalah lembah yang dalam. Boleh kok lihat cuma jangan minggir-minggir ya soalnya nggak ada pembatasnya.
Ketika tenaga sudah pulih dan rasa lelah seolah hilang saya memutuskan untuk turun. Perjalanan turun gunung ini juga tak kalah menegangkan, soalnya medanya lebih licin ketimbang tadi pas naik.
"Sampun mas, kok cepet banget?" tanya seorang petani ketika saya sudah sampai di ladang perkebunan.
"Iya pak, cuma motret tok kok." jawabku.
"Hla kok sendirian, dari mana?" tanya ia lagi.
"Dari Kendal pak." jawabku sambil senyum.
"Ohh Kendal, jauh sekali. Kendal mana? Kaliwungu?" tanya ia lagi.
"Iya pak Kaliwungu. Hehehe.." jawabku.
"Hla motornya kok nggak dibawa keatas, ditaruh mana?"
"Itu pak dibawah, soalnya nggak kuat kok pak. Hehehe.." jawabku cengengesan.
"Ya udah pak mari.." imbuhku menyelesaikan obrolan.
"Ohh iya-iya.. hati-hati." jawab bapak tadi.
Setelah mendapati kendaraan, saya berkemas dan langsung pulang. Sudah saya tebak, ini pulange kok malah luih serem ya.. Hahaha.. Beneran sob, ini kalau bane selip gitu langsung deg-deg serr rasanya. Nggak berani masukin gear 2, udah 1 dan 1 terus. Kadang pas ada petani yang nyalip gitu saya heran itu kok mereka pede banget ya naik motor medan kayak gini kenceng-kenceng. Ya mungkin karena sudah makanan sehari-hari kali ya jadi udah terbiasa..
Saran nih buat kalian yang mau ke Sedengkeng Pass. Selain kendaraan harus prima dan rem berfungsi dalam kondisi baik perhatikan juga faktor cuaca. Kalau mendung atau berkabut mending cancel aja. Kenapa? karena pas cerah aja medanya extreme banget apalagi kalau tertutup kabut, nggak kebayang kan? Terus hindari kesini sore-sore karena nanti kalau pulangnya kemalaman juga malah bikin repot. Saran sih kesini pagi - siang pas cerah. Habis hujan juga mending jangan, soalnya licin. Bawa jaket juga atau pakaian hangat untuk mencegah kedinginan pas diatas.
medan perjalanannya cukup berat ya, sampai kendaraan juga ngos-ngosan, tapi asyik nih yang penting persiapannya jangan sampai tidak terencana dengan apik
ReplyDeleteIya mbak, butuh perjuangan untuk bisa sampai ke atas :D
Deletekesonoh ah :D
DeleteSedengkeng Pass memang mantap. View yang disajikan benar-benar memukau.
ReplyDeleteNgomong-ngomong, judul postinganmu sedengkeg lho :-)
Iya gan, pemandanganya bikin siapapun yang melihatnya terkagum kagum :-)
DeleteOhh iya makasih udah diingetin. Hehe
Oh berarti kalo sidengkekng ini di sisi gunung sumbing ya mas. Aku berarti dulu ngiranya kebalik, posong di lereng sumbing wkwkwk.
ReplyDeleteKeren foto2nya. Pas cerah pula, tapi lebih indah lagi kalo diliat pake mata sendiri hehe
Iya mas, ini berhadap hadapan dengan Posong. Hehehe..
DeleteIya sip mas bikin mata segar :D tapi medanya penuh tantangan..
Aku dulu pas kesana masih dalam perkembangan e...yg gardupandang dr bambu itu blm jadi, keren ya
ReplyDeleteKapan2 ke temanggung lagi mas
Kemarin pas kesana aku juga sepi mas, nggak tau kenapa.. Hehe..
DeleteOke mas, mau ngajakin trip po ?? :D
Iki seng tau mbok parani kae toh Ris? Rek gak salah neng blogmu yo wes mbok tulis
DeleteWith keren ya, aku juga kepingin bgt backpacker2 gitu. Tapi ga punya temen se passion he he..
ReplyDeleteBTW, kalo seeing naek turun gunung kesehatannya harus fit ya... Soalnya man cuacanya ekstrem he he so tau ya 😅
Aku juga kadang sendiri kok mbak :D tapi kalo cew jangan.. Hehehe..
DeleteIya mbak, dinginya menusuk, btw aku juga belum pernah traking sampai puncak kok. :D
Masyaallah ... keren banget view-nya !
ReplyDeletesepadan lah dengan perjuangan naik motor dheg2 syurrrr .. haha.
Asyiknya naik motor ngerasain langsung hembusan angin segar gunung.
Saya baru nyampe Puncak Pass .. mas ! yang di Bogor .. hihi.
Iya mbak Masya Allah sepadan dengan perjuanganya :D
DeleteBelum ditulis di blog ya mbak ??? Hehe
tempat wisata macam ini lagi booming-boomingnya sepertinya ckckck. banyak banget hehe
ReplyDeletewah kalau viewnya langsung ijo-ijo gitu, mau jalan dari bawah insyaallah juga dikuat-kuatin mas. capek tetep kerasa, tapi ada sensasi sendiri misal pas sampai atas dan disuguhi pemandangan ladang-ladang khas pegunungan :)
Iya gan, tetep semangat biar bisa nyampe target :D
DeleteGood banget sepadan dengan perjuanganya. Hehehe
Mungkin memang tempatnya juga udah strategis dan bagus,,, terus penataan untukpengunjungnya juga bgus,,, kalau ditiru untuk di aplikasikan di tempat wisataku juga sepertinya keren...
ReplyDeleteitumah tinggal bikin lapak aja buat dagang :D
Iya ya mas, semakin ramai tempat wisata bisa jadi ladang rejeki bagi warga sekitarnya :D
Deleteya Allah aku terharu ngeliatnya, indah banget, langsung kena view Sindoro tanpa noise kabut, subhanallah
ReplyDeleteIya mbak, kalau lihat langsung makin terharu :'-)
Deletefotonya cakep2 banget, ini kelasnya wallpaper windows 10 nie. bikin kita keliatan mungil dan kecil... keagungan sang Pencipta
ReplyDeleteIya gan makanya kita wajib Bersyukur apa yang telah diberikan oleh Allah.. :-)
DeleteYaampun. Udah lama jatuh hati dg kota temanggung ini. Sejuk, pemandangannya juga kece bgt. Thanks sharingnya mas :)
ReplyDeleteJadi pengin cepet kesitu :D
Silahkan dikunjungi mbak :D
DeleteDaerah wonosobo rupanya.. Belum pernah hiking maupun camp disini. Tapi kalau dilihat suasananya ok juga buat camp..!
ReplyDeleteBukan gan, ini di Temanggung :D
DeleteMaaas, itu kok keren banget viewnyaaaa.... Ntar kalo aku maen kesana, temenin dong. Mupeng banget.
ReplyDeleteWookeehh.. Siap mbak Eka :D
Deleteane jadi guidenya ya. Haha
Pemandangannya bagus, tapi sayang jalannya ngeri. Saya nyerah deh.
ReplyDeleteBtw..pengen banget punya foto ada satu gunung yang langsung menghadap sawah kek gitu. Cakep! Selama ini paling pegunungan dan sawah yang gak beraturan.
Iya mbak, pasti ada perjuangan untuk mendapatkan suatu keindahan :-)
Deleteane kirim po mbak kalau mau ?? Hehe
Serius mo kirim? Pasti mau dong.
DeleteKontak ane mbak biar ane kirim :D Hehe
Deletejadi pengen main ayunan. ahahaha
ReplyDeletekayaknya sekarang gunung lagi ngetrend dan hits di instagram. Terumata yang tempat bambunya itu, sering berseliweran di TL dengan struktur bambu yang mirip padahal ditempat berbeda. Kaya yang di upload ridwan kamil beberapa hari lalu
Silahkan mbak, tapi jangan kenceng-kenceng ya.. Hehehe..
DeleteIya nih mbak di Semarang dan sekitranya juga banyak wisata baru bermunculan dengan tema rumah pohon :D
Wah, kalau mau ke Sedengkeng Pass bener2 mesti dijadwalkan nih. Pagi2 berangakat subuh kali ya? Terus siang pulang. Ada ayunannya tuh di foto jadi kepengen naik :) Anginnya kenceng atau sepoi2 ya? Bagus banget ulasannya. Salam kenal yach.
ReplyDeletePokoknya mantep dah mbak Nurul :D tapi kalau kesini siapkan mental terutama mental kendaraanya . Hehehe..
DeleteWes pokoknya Masya Allah kalau disini :'-)
Oke oke salam kenal to...
Pemandangannya keren bgt...
ReplyDeleteMasya Allah.. keren kalau lihat langsung kok mbak :D
Deletewah kepengen banget kesana mas, cuma belum tau rutenya kalau dari pintu masuk posong masih lumayan jauh gak mas
ReplyDelete