Curug Jeglong, Wisata Air Terjun Di Perbatasan Kendal Dan Batang
Curug jeglong adalah nama sebuah curug (air terjun) yang berada di perbatasan kabupaten Kendal dan Batang. Lokasinya berada di desa Bendosari, kecamatan Plantungan. Karena berada di perbatasan maka curug ini bisa diklaim oleh kedua kabupaten tersebut.
Jadi siang ini saya dikontak salah seorang temen sekolah, kebetulan ia lagi libur dan mau ngajakin saya maen ke curug jeglong. Nggak kebayang sih biasanya saya kalau main berangkatnya pagi-pagi ini berangkatnya siang hari, ba'da Dzuhur. Tapi nggak papalah daripada dirumah ya mau ngapain coba. Kami berangkat ber'empat. Kumpulnya dirumah temen saya di daerah Kendal kota.
Oke singkat cerita kami langsung cuss berangkat menggunakan sepeda motor, meskipun saya bawa tapi saya memutuskan buat bonceng saja. Hehehehe. Untuk masalah rute kami menggunakan rute yang hampir sama menuju ke curug sewu. Cuma pas mau sampe ke alun-alun kami ambil arah ke kecamatan Bawang bablas terus. Enggak tau kenapa kemarin kami enggak pake gps. Udah aja maju terus pantang mundur bahkan sampai kesasar sasar dan sempet terpencar. Wkwkw. Tapi nggak papa sih Alhamdulillah setelah beberapa kali bertanya kepada orang kami bertemu dengan plang papan penunjuk arah menuju ke curug jeglong. Aman dehh.. tinggal ikutin saja plang-plang papan penunjuk arah tersebut.
Jalanan menuju kesana indah banget sob viewnya, jalanya berkelok kelok tajam bak sirkuit moto gp. Tapi banyak naik turunya juga hloh. Jadi pastiin kalau mau kesini kendaraan kamu dalam kondisi prima dan siap tempur sebelum dibawa kesini.
Yesss.. Alhamdulillah kami udah nyampe di lokasi parkir. Tempat parkirnya bisa saya bilang nyaman. Soalnya apa? Karena rindang banget dibawah pepohonan pinus. Setelah membayar parkir Rp.2.000/motor. Kami langsung ngotewe ke lokasi curug. Berubung waktu juga udah mulai sorean.
What!! Oh no.. My camera.. Duh duh lupa tak isi memory nih camera kesayangan. Udah nggak ada harapan deh. Soalnya kamera ini pake memory gede bukan yang micro.
But wait hehehehe.. Temen ane ada yang bawa juga. Dia pun menyerahkan kameranya kepadaku, "kamu suka motret to? Kamu wae yang jadi fotografernya." kata dia sambil menyerahkan kameranya. Alhamdulillah...
Oke, back to curug jeglong. Medan buat menuju ke lokasi curug bisa saya bilang agak merepotkan ya, karena terjal dan licin. Ini karena jalanya masih tanah liat merah, belum dicor jadi ya wajar aja kalau masih licin. Selain itu juga pegangannya masih bilah bambu yang kalau dipegang langsung goyang-goyang. Wkwkw..
Jarak antara lokasi parkir sama air terjunya lumayan sih sob sekitar 300-400 meter. Tapi nggak masalah, jarak bukan halangan bagi para penggiat traveling. Yo porak gaes..
Oke sob kami akhirnya sampai di curug yang pertama. Curug ini tidak terlalu tinggi. Ya sekitar 5 - 10 meter kurang lebih #nebakaja. Hehehe. Di curug ini kamu boleh mandi hloh, bahkan temen-temenku juga kemarin pada ciblon disini, tapi tidak dengan saya. Saya mah menikmati pemandangan aja, sambil ngambil gambar. Hehehew. Seru juga sih ngelihat temen-temen pada byar byur byar byur gitu. Apa, pengen? Ohhh enggak kok..
Setelah mereka udah pada puas ciblon kita langsung cuss menuju ke curug berikutnya. Nah sob disini nih ya nggak cuma ada 1 curug saja hloh. Ada 4. Yaitu watu kursi, jonggrang, timpah, dan curug jeglong ini sendiri. Namun ada beberapa titik yang dilarang buat dicemplungin. Nanti ada kok tulisan pemberitahuanya.
Diantara curug-curug itu emang sih yang paling besar + tinggi adalah curug jeglong ini sendiri. Kenapa sih kok namanya curug jeglong? Ini karena bentuknya yang berjeglong jeglong. Ini kayaknya saya agak ribet deh kalau jelasin. Wkwkwk. Soalnya saya nggak tau kata 'jeglong' ini Jawa only atau universal. Ini kalau nggak salah ya, Jeglong itu dalam bahasa Jawa artinya adalah cekungan. Karena banyaknya cekungan maka dinamakanlah curug ini sebagai curug jeglong. Nah curug ini awal mulanya ditemukan oleh warga sekitar yang hendak pergi keladang, karena keindahanya maka terbukalah ide dijadikan tempat wisata seperti yang sekarang.
Oke di curug jeglong ini 100% kamu nggak boleh naik di tebingnya, karena berbahaya. Kalau dilihat dari bentuknya sih kayak mirip perosotan ya? tapi jangan dicoba buat seluncuran! Nah, dibawah aliran curug jeglong ini ada kali lampir sob, cuma jangan ditambahi mak ya, nanti jadinya mak lampir. Hihihihihi.. Hihihihi.. Hihihihihi.. #backtotopic. Di kali lampir ini juga kalian bisa sewa ban buat mainan dan rafting. Cuma untuk masalah biaya #maaf saya kurang tau euy, soalnya kemarin nggak nyoba + nggak tanya.
Kalau saya perhatikan ya.. Kali lampir ini masih terlihat bersih dan asri. Ya walaupun saya nggak berani bilang 100% sih. Hehehe. Nah buat kalian yang misalnya lupa bawa bekal makanan silahkan kalian beli diwarung atas dilokasi parkir tapi ingat ya sampahnya jangan dibuang sembarangan. Buanglah pada tempatnya.
Pas kemarin kami kesini fasilitas disini masih seadanya sob. Cuma ada ruang ganti dan warung. sedangkan mushola dan toiletnya masih dalam tahap pembangunan. Mungkin kalau sekarang sudah jadi ya?
Dan.. Akhirnya usai sudah petualangan kami di curug jeglong hari ini. Mengingat waktu udah mulai sore kami pun beranjak untuk gass menuju ke rumah masing-masing.
Jadi siang ini saya dikontak salah seorang temen sekolah, kebetulan ia lagi libur dan mau ngajakin saya maen ke curug jeglong. Nggak kebayang sih biasanya saya kalau main berangkatnya pagi-pagi ini berangkatnya siang hari, ba'da Dzuhur. Tapi nggak papalah daripada dirumah ya mau ngapain coba. Kami berangkat ber'empat. Kumpulnya dirumah temen saya di daerah Kendal kota.
Oke singkat cerita kami langsung cuss berangkat menggunakan sepeda motor, meskipun saya bawa tapi saya memutuskan buat bonceng saja. Hehehehe. Untuk masalah rute kami menggunakan rute yang hampir sama menuju ke curug sewu. Cuma pas mau sampe ke alun-alun kami ambil arah ke kecamatan Bawang bablas terus. Enggak tau kenapa kemarin kami enggak pake gps. Udah aja maju terus pantang mundur bahkan sampai kesasar sasar dan sempet terpencar. Wkwkw. Tapi nggak papa sih Alhamdulillah setelah beberapa kali bertanya kepada orang kami bertemu dengan plang papan penunjuk arah menuju ke curug jeglong. Aman dehh.. tinggal ikutin saja plang-plang papan penunjuk arah tersebut.
Jalanan menuju kesana indah banget sob viewnya, jalanya berkelok kelok tajam bak sirkuit moto gp. Tapi banyak naik turunya juga hloh. Jadi pastiin kalau mau kesini kendaraan kamu dalam kondisi prima dan siap tempur sebelum dibawa kesini.
Yesss.. Alhamdulillah kami udah nyampe di lokasi parkir. Tempat parkirnya bisa saya bilang nyaman. Soalnya apa? Karena rindang banget dibawah pepohonan pinus. Setelah membayar parkir Rp.2.000/motor. Kami langsung ngotewe ke lokasi curug. Berubung waktu juga udah mulai sorean.
What!! Oh no.. My camera.. Duh duh lupa tak isi memory nih camera kesayangan. Udah nggak ada harapan deh. Soalnya kamera ini pake memory gede bukan yang micro.
But wait hehehehe.. Temen ane ada yang bawa juga. Dia pun menyerahkan kameranya kepadaku, "kamu suka motret to? Kamu wae yang jadi fotografernya." kata dia sambil menyerahkan kameranya. Alhamdulillah...
Oke, back to curug jeglong. Medan buat menuju ke lokasi curug bisa saya bilang agak merepotkan ya, karena terjal dan licin. Ini karena jalanya masih tanah liat merah, belum dicor jadi ya wajar aja kalau masih licin. Selain itu juga pegangannya masih bilah bambu yang kalau dipegang langsung goyang-goyang. Wkwkw..
Jarak antara lokasi parkir sama air terjunya lumayan sih sob sekitar 300-400 meter. Tapi nggak masalah, jarak bukan halangan bagi para penggiat traveling. Yo porak gaes..
Oke sob kami akhirnya sampai di curug yang pertama. Curug ini tidak terlalu tinggi. Ya sekitar 5 - 10 meter kurang lebih #nebakaja. Hehehe. Di curug ini kamu boleh mandi hloh, bahkan temen-temenku juga kemarin pada ciblon disini, tapi tidak dengan saya. Saya mah menikmati pemandangan aja, sambil ngambil gambar. Hehehew. Seru juga sih ngelihat temen-temen pada byar byur byar byur gitu. Apa, pengen? Ohhh enggak kok..
Setelah mereka udah pada puas ciblon kita langsung cuss menuju ke curug berikutnya. Nah sob disini nih ya nggak cuma ada 1 curug saja hloh. Ada 4. Yaitu watu kursi, jonggrang, timpah, dan curug jeglong ini sendiri. Namun ada beberapa titik yang dilarang buat dicemplungin. Nanti ada kok tulisan pemberitahuanya.
Diantara curug-curug itu emang sih yang paling besar + tinggi adalah curug jeglong ini sendiri. Kenapa sih kok namanya curug jeglong? Ini karena bentuknya yang berjeglong jeglong. Ini kayaknya saya agak ribet deh kalau jelasin. Wkwkwk. Soalnya saya nggak tau kata 'jeglong' ini Jawa only atau universal. Ini kalau nggak salah ya, Jeglong itu dalam bahasa Jawa artinya adalah cekungan. Karena banyaknya cekungan maka dinamakanlah curug ini sebagai curug jeglong. Nah curug ini awal mulanya ditemukan oleh warga sekitar yang hendak pergi keladang, karena keindahanya maka terbukalah ide dijadikan tempat wisata seperti yang sekarang.
Oke di curug jeglong ini 100% kamu nggak boleh naik di tebingnya, karena berbahaya. Kalau dilihat dari bentuknya sih kayak mirip perosotan ya? tapi jangan dicoba buat seluncuran! Nah, dibawah aliran curug jeglong ini ada kali lampir sob, cuma jangan ditambahi mak ya, nanti jadinya mak lampir. Hihihihihi.. Hihihihi.. Hihihihihi.. #backtotopic. Di kali lampir ini juga kalian bisa sewa ban buat mainan dan rafting. Cuma untuk masalah biaya #maaf saya kurang tau euy, soalnya kemarin nggak nyoba + nggak tanya.
Yang pada asyik-asyikan |
Pas kemarin kami kesini fasilitas disini masih seadanya sob. Cuma ada ruang ganti dan warung. sedangkan mushola dan toiletnya masih dalam tahap pembangunan. Mungkin kalau sekarang sudah jadi ya?
Dan.. Akhirnya usai sudah petualangan kami di curug jeglong hari ini. Mengingat waktu udah mulai sore kami pun beranjak untuk gass menuju ke rumah masing-masing.
Post a Comment